To shorten the time i wont write many opening and just skip it to my writing
Ok. Let's go!....
This time i feel so dissapointed.
Mungkin memang ini waktunya saya dihadapkan dengan kegagalan. Sedikit rasa di hati untuk mencicipi kekecewaan.
Yah, agak berlebihan juga sebenarnya. Kekecewaan ini bermula saat saya baru saja melihat hasil pengumuman Lomba Menulis yang diadakan oleh Yayasan Mitra Netra dan Dekanat FISIP UI. Essai itu temanya pas banget dengan background ilmu saya yakni seputar permasalahan disabilitas dalam pengadaan sarana aksesibiltas di kampus. Matching banget gela (anak gaul mode:on).
Lagipula reward dari lomba ini cukup menggiurkan, yakni uang tunai senilai Rp 1.800.000 bagi pemenang pertama, Rp 1.300.000 bagi runner up, dan Rp 800.000,- bagi juara tiga.
Kalau menang uang ini rencananya mau saya sumbangkan sebagian untuk acara Gravitasi Rohis di SMA yang masih utang 30 juta (semangat ya, adik-adik rohis) sama akan saya belikan Coffe Maker untuk bapak. Bapak kelihatannya pengen banget punya Coffe Maker di rumah. Makanya, jadi pengen banget beliin. It will be the sweetest present he ever received!.
Dengan keyakinan diri yang kuat saya pun berusaha menulis essay dengan baik. Saya belajar dari kegagalan saya di lomba essai limas lalu. Bahkan saya sampai ambil foto di FISIP segala buat mempercantik essay (walaupun foto ini tidak jadi dipakai).
Di lembar CV saya mencantumkan sebanyak-banyaknya tulisan-tulisan yang pernah saya buat. Intinya, saya mengerjakan essay ini sebaik yang saya bisa.
Kemudian, tanggal 20 Juli, datanglah pengumuman itu. Baru saja buka email malam ini dan ternyata nama saya tidak ada dalam 3 orang pemenang. Awalnya saya pikir hal ini memang sudah biasa. Lagipula dibanding yang menang, yang kalah lebih banyak, jadi saya punya temen senasib. Yang bikin saya gak rela adalah, di daftar pemenang itu tercantum nama seseorang yang kemudian membuat saya bertanya-tanya dalam hati, "Kok bisa-bisanya dia menang?".
Jujur, untuk urusan kalah dalam lomba menulis, saya udah sering mengalami :p.
Tapi, kali ini saya merasa gak ridho. Karena ada nama yang tidak bisa dijelaskan dan mengapa?. Akh, kegagalan akan lebih mudah diterima seandainya tidak seperti ini kenyataannya.
Tetapi kemudian saya berkata, ya sudahlah. Namun, selanjutnya kegagalan ini justru membuat saya berpikir untuk belajar lebih tabah.
Mungkin teman-teman pernah merasakan hal serupa seperti yang saya rasakan. Kegagalan kurasa merupakan pendamping hidup setiap orang. Jarang saya temui orang yang menang terus tanpa pernah gagal. Tetapi di balik kegagalan itu sesungguhnya tersimpan banyak hikmah. Berikut ini adalah beberapa hikmah yang bisa saya gali dari sebuah kegagalan.
Mungkin ini sedikit kata-kata mutiara yang saya sangat suka untuk membangkitkan diri dari kegagalan:
1. Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
2. Setiap orang tidak akan menjadi pemenang tanpa kegagalan, maka siapkanlah sedikit ruang di hati ini untuk mencicipinya.
3. Yang menurut manusia baik belum tentu baik menurut Allah SWT. Maka, jika kamu belum berhasil hal itu merupakan hal yang terbaik dari Allah SWT.
1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar