Home

Senin, 26 Juli 2010

I Want to Ride My Bycycle!

Ada yang baru dari kampusku semenjak tahun pertama aku masuk. Kampus ini sekarang telah memilik jalur sepeda dan dengan kata lain mahasiswa tidak harus direpotkan lagi dengan masalah transportasi yang suka gak on time dan penuh (baca:bikun).

Sepeda ini unik sekali kawan. Warnanya kuning mencerminkan kampus UI dan jalurnya malang melintang sepanjang kampus walau menurut saya agak kurang efektif juga karena melelahkan. Ingat seberapa panjang lebar kampus UI ini. Hmmm....kalau buat jalan kaki dijamin langsung bikin pingsan, deh.




Akhir-akhir ini, demi mengurus PMB terkadang saya ke kampus naik sepeda kuning ini. Supaya gak telat dan supaya saya bisa olahraga juga. Sebagai jilbaber tentunya saya melengkapkan atribut biking dengan celana panjang. Setelah itu siap-siap ancang-ancang kaki yang kuat and lets go!.



Bagi ku sepeda itu kendaraan yang indah. Ada sensasi yang berbeda ketika kita menaiki sepeda dibanding naik mobil atau motor. Lewat sadel sepeda bisa kulihat suasanan jalanan yang berbeda, orang-orang berlalu-lalang terasa berbeda, pepohonan di kanan-kiri jalan menaungi setiap pengendara, tanjakan-turunan, pokoknya rasanya beda, deh. Singkat kata bagi saya sepeda itu kendaraan yang romantis.

Minggu lalu pun saya naik sepeda lagi. Kali ini jalur yang biasa ke FISIP sedang diperbaiki, kemudian saya melewati jalur Teknik. Tidak hanya sampai Teknik saja ternyata jalur ini membuat pengendara harus memutar setengah jalur sepeda untuk sampai FISIP. Gela!
Fiuhh...., tapi syukurnya saya bisa sampai tujuan dengan selamat. Meski demikian saya menikmati setiap perjalanan ke kampus dengan sepeda. Walau pada hari itu terpaksa memutar tapi saya tidak kesal mengingat betapa indahnya pemandangan yang akan kulihat lewat sepeda ini.

Ada satu jalur yang agak angker, yaitu dekat perpus pusat. Tepatnya saat kita hendak ke arah MUI lewat halte sepeda di belakang perpus pusat. Memang tempat itu sangat terpencil sekali. Jalur sepeda dihiasai pemandangan hutan UI di kanan-kiri, nyaris gak kelihatan jalan utama maupun orang-orang. Kalau malem pasti seram sekali. Untungnya sepeda UI hanya boleh diizinkan sampe jam 5 sore.

Tetapi pemandangan hutan di kanan-kiri itu ternyata indah sekali untuk dinikmati. Serasa di novel Heretic Sydney Sheldon. Seram, misterius, tapi indah.

Jalur favorit yang disukai banyak orang adalah dekat balairung. Jalur sepeda ini gak terlalu sepi dan gak terlalu ramai juga. Jadi cocok banget lah buat sepedaan. Di sebelah jalur itu kita disuguhi dengan pemandangan salah satu dari lima danau KAMPUS yang terletak di seberanganya Masjid UI. Sedikit memandang ke arah jam 1 akan terlihat pemandangan Perpusatkaan Pusat UI yang baru yang sedang dalam proses pembangunan. Bentuk perpustakaan ini memang bagus dan unik. Dan katanya perpustakaan ini yang terbesar di Asia Tenggara.




Kemudian jalur akan membawa kita ke Gedung Rektorat yang merupakan simbol terkenal dari UI. Hmmm......tata taman di Gedung Rektorat ini emang bagus banget. Terus kita akan melintas ke tulisan SCIENCE PARK yang gede-gede kaya tulisan Hollywood. Wonderfull, so wonderfull.

Kalau sedang ada kesempatan saya suka naik sepeda entah ada urusan atau tidak, yang penting jalan-jalan.

Really want to ride my bycycle again!


nb: meski banyak kelebihan, ada satu kekurangan dari sepeda UI ini. Bentuk sepeda ini gede banget dan gak mendukung ergonomis perempuan, terutama muslimah yang pakai rok. Soalnya sepedanya model sepeda gunung gitu. Kenapa juga harus sepeda gunung?, gak ngerti deh. Mungkin pak Gumilar seneng sama sepeda gunung.

*sumber foto:
flickr.com
dan beberapa website lainnya

1 komentar:

  1. Kebetulan rumahku dibelakang UI jadi tiap minggu bisa sepedaan di UI (setiap hari malah kalo mau).
    Aku lebih suka lewat trek bebas di dalam hutan UI (hutan di depan FE).
    Sebagian pengalaman diceritakan di blogku. Silakan dikunjungi.

    BalasHapus