Home

Sabtu, 02 Januari 2010

Review Film Sang Pemimpi dan Refleksi Mimpi-Mimpi di Tahun Baru

Assalamualaikum,
Selamat pagi/siang/sore everybody.
Wherever you are, mariam avi akan tetap disini memberi posting-posting yang insyaAllah bermanfaat :)

Dulu saya pernah buat postingan tentang review film Merah Putih, dan sekarang saya akan membuat review film lagi (sepertinya saya seneng banget ya bikin review.
Anyway, i just seen a really good movies! It's excellent for me because of the story. Film ini adalah sekuel dari film selanjutnya yang tidak kalah bagus juga. Film ini tak lain tak bukan adalah "SANG PEMIMPI". Yeahh....!

Film ini baru saja saya tonton tadi siang bersama saudari-saudari saya. Yah...mungkin terkesan telat ya karena rilisnya pun sudah dari 17 Desember 2009 lalu. Tetapi bagi saya ini adalah film yang bagus untuk membuka permulaan tahun.



SANG PEMIMPI seperti yang diceritakan dalam novelnya berkisah tentang kehidupan Ikal seorang anak dari Belitong, pulau kecil di Sumatera Selatan. Jika di sekuel terdahulu, Ikal dikisahkan sebagai seorang siswa SD Muhammadiyah yang memiliki 10 teman luar biasa, dengan point of view tokoh adalah Lintang. Dalam SANG PEMIMPI Ikal sudah duduk di bangku SMA dan
tokoh yang kali ini disorot adalah Arai, sepupunya yang memiliki semangat dan impian tinggi tapi agak jahil dan itulah yang membuat film ini lebih berwarna.

Arai ditampilkan sebagai the next Lintang. Dalam film ini, semua aktor sangat pandai memainkan peran. Kita tidak akan kehilangan imajinasi sosok Ikal remaja, Arai yang semangat, serta Jimbron yang polos. Adegan-adegan sangat mulus dimainkan. Saya rasa Mira Lesmana sangat pintar memilih aktor. Ia tidak memasang artis tampan yang terkenal untuk Ikal, Arai, dan Jimbron. Yang dipilihnya adalah anak-anak muda dengan wajah yang sangat Melayu, berkulit cokelat, seperti anak-anak kampung lainnya. Tapi justru itulah yang membuat film ini terkesan murni dan asli.



Singkat cerita, Ikal, Arai, dan Jimbron berkesampatan untuk bersekolah di SMA terbaik di Belitong tapi jauh dari tempat tinggal mereka maka mereka pun menyewa rumah (nge-kos). Selain belajar mereka juga bekerja serabutan menjadi kuli di pelabuhan. Tetapi Ikal dan Arai adalah murid-murid terpintar di sekolah. Karena terbius kata-kata pak Balia, guru sastra, mereka pun berniat untuk menuntut ilmu sampai ke Prancis, ke Universitas Sorbonne. Wah, kalo gak salah itu kan universitas tempat Marie Curie pernah kuliah juga.

Mereka pun terus berusaha keras, belajar, bekerja, dan menabung demi cita-cita itu. Tetapi ada saja perkara yang menghalangi pencapaian cita-cita itu. Film ini juga menyajikan bumbu romansa dalam kehidupan remaja. Ikal tertangkap basah menonton film porno 80-an beserta teman-temannya, Arai terpikat dengan Zakiah Nurmala yang sangat dingin, dan Jimbron berusaha membuat kekasih hatinya Laksmi tersenyum. It's so beautiful. Cerita yang manis.




Intinya, adegan-adegan dalam film ini dibuat mirip banget sama bukunya. Sepertinya, Mira Lesmana tidak ingin keluar dari boks. Padahal, menurut saya pengambilan adegan dalam film ini tidak harus sama dengan bukunya. Terkadang ada film yang diangkat dari novel yang jalan ceritanya tidak harus benar-benar sama dengan di buku. Karena buku itu kan alurnya loncat-loncat, kalau film loncat-loncat alurnya jadi kurang bagus. Ketika saya menonton SANG PEMIMPI saya melihat adanya adegan yang loncat-loncat, pertama adegan dimulai dengan Ikal yang telah dewasa (diperankan oleh Lukman Sardi) terus ke Ikal remaja, tiba-tiba ke Ikal kecil lagi. Agak pusing juga. Jadi gak bisa menikmati flow filmnya.

Tapi, dibalik kekurangan itu film ini memiliki banyak kelebihan. Selain pengambilan gambar yang indah, jalan ceritanya juga jadi lebih fun dan gak sepi2 amat. Plus soundtrack lagunya yang mangtabs....GIGI sama IPANG tuh. Kereeen...pas banget sama filmnya!.

But, most of all. Kelebihan film ini yang paling bagus adalah kata-katanya, pesan moral yang sarat disetiap adegannya. Film ini berbobot!. Banyak pesan moral yang membuat kita berani bermimpi dan berani mengejar impian kita. Seperti kata nya Arai ,"Orang seperti kita kalau tidak bermimpi bakal mati, boy". Atau dalam adegan kelas sastra "Sebelum memulai kelas mari kita pekikan kata-kata yang membuat kita semangat" ucap Pak Balia (yang diperankan Nugie). "Seribu orang tua bisa bermimpi, tapi satu orang pemuda bisa membuat perubahan" ucap Zakiah Nurmala kemudian diikuti murid-murid lain, "Belum tentu yang pasti itu bisa dihitung dan belum tentu yang bisa dihitung itu pasti, Albert Einstein" ucap Arai, kemudian pak Balia menunjuk Ikal, bingung sesaat kemudian ia berkata "Masa muda adalah masa yang membara, Haji Rhoma Irama". Dan seisi kelas pun tertawa. Yah, ini lah salah satu cuplikan adegan segar dalam film ini.

Film ini memberi saya inspirasi mengenai mimpi. Terutama mimpi yang saya rancang di tahun baru ini. Diantara gegap gempita perayaan pesta kemarin (di sekitar rumah saya pada masang petasan) saya menjadi sulit untuk merenung, untuk membuat pencapaian dan cita-cita yang akan saya capai.

Tetapi film ini telah mengajari saya bahwa mimpi itu harus ada dalam setiap kita. Dalam setiap jiwa manusia, karena kalau tidak kita tidak akan bisa berhasil. Kita akan terpuruk seumur hidup tanpa pernah mengecap kesuksesan. Bila Ikal dan Arai tidak bermimpi untuk sampai ke Sorbonne maka mereka pasti akan menjadi kuli angkut atau kenek bis atau pekerja serabutan lainnya. Salah satu adegan sangat menyentuh dimana saat itu Ikal merasa putus asa dan ia pun tidak mau bersekolah lagi. Tiba-tiba ia melihat imajinasi dirinya, Arai,dan Lintang menjadi kuli di pasar dan kenek bis. Jika kita tidak bercita-cita maka kita tidak akan bisa berubah.

Tapi menggapai impian itu tidak mudah. Seperti yang dikatakan pak Mustar, guru Biologi Ikal yang galak, "Bapak bertindak keras terhadap kalian agar kalina tahu bahwa menggapai impian itu tidak semudah yang kalian kira".

Di akhir cerita Arai dan Ikal merantau ke Jakarta, mereka bekerja di tempat fotocopy sambil menunggu hasil Sipenmaru (SPMB) waktu itu. Mereka pun lulus masuk UI. Selepas wisuda mereka tidak segera mendapat beasiswa ke Perancis. Arai malah menjadi petugas di kantor pemerintahan dan Ikal jadi tukang pos. Tetapi mereka tidak menyerah dan impian itu tetap ada. Mereka pun kemudian melihat iklan beasiswa ke Perancis dari koran kemudian enroll. Akhirnya mereka sampai juga di Prancis. Penutup film adalah adegan dimana Arai dan Ikal sudah di Brussels dengan salju yang turun kemudian tertawa puas.

Waaw....may i can pursue my dream like them. Amin

And now, what about me. Jujur saya bukannya orang yang tidak punya impian tapi mimpi saya yang terlalu banyak. Pertama waktu bisa blogging saya ingin bisa bikin blog yang rame kayak Raditya Dika. Waktu pertama kali kuliah pengen jadi Mapres padahal syaratnya susah banget. Terus akhir-akhir ini pengen ikut exchange program gara-gara ikut FOR-UI dan ketemu mahasiswa-mahasiswa UI yang lain bisa ke luar negeri. Wiliiih....wiliiihh. Terus liburan ini saya pengen bisa nyetir mobil, terus bikin cerita, malah kepikiran saya pengen bikin film.

Sesuai dengan buku yang saya baca, Dream SMART. Cita-cita kita itu harus terarah, tidak abstrak, dan bisa dicapai. Yang terpenting jangan lupa melihat kemampuan kita juga. Maka kalau boleh, nih saya mau merumuskan cita-cita saya untuk tahun depan ini:

Keinginan (Cita-cita jangka pendek) tahun 2010:
Liburan sampe akhir Januari
1. Bikin log book dari kain flanel
2. Buat cerpen yang di post ke blog (udah banyak ide, nih huwaaa....)
3. Bisa nyetir motor/mobil
4. Bayar utang puasa yang tinggal 7hari lagi.
5. Maintaning a healty life style. Meski libur tetep harus punya jadwal exercise (jgn kebanyakan nonton TV)

Pokoke minimal dua harus bisa ada yang terealisasi

Cita-Cita (jangka menengah):
1. Dapet hasil Tes TOEFL di atas 500
2. Ikut exchange program ke luar negeri
3. Aktif di BEM dan bisa menang perlombaan di FISIP (yg selama ini belum bisa aku menangkan)
4. Langsing! (ke 60 kilo lagi)

Impian (jangka panjang):
1. Kerja di Bappenas, atau jadi Dosen UI tapi tingkat dua ya. Bukan yang honorer.
2. Bisa pergi Haji (Aminn...aminn)

Mari kita berdoa semoga semua keinginan, cita-cita, dan impian itu bisa terealisasi. Amin

Saya kira sekian untuk hari ini. Wah, udah malem capek. Met bobok everyone
And remember keep your dream not only when you sleep but also in when you awake!

*SUMBER FOTO:
dhodie.com
foto.detik.com
lautanindonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar