Home

Rabu, 21 November 2012

Labour Matter: Sedikit tentang Opini Gerakan Buruh


Saya sedang menonton berita di TV one siang ini. Pemberitaan tidak banyak berubah dalam seminggu ini. Yang paling miris memang masih masalah konflik di Jalur Gaza. Alhamdulillah, hari ini sudah disepakati genjatan senjata antara kedua belah pihak. Saya sih berharap banget genjatan senjata ini benar-benar ditaati (apalagi oleh Israel) dan semoga genjatan senjata ini bisa terus berlanjut selamanya. Amin.

Ada yang cukup menggelitik saya dari pemberitaan tersebut yaitu berita tentang demo buruh. Akhir-akhir ini demo buruh lagi cukup happening lagi ya. Kayaknya demo buruh ini gak ada habisnya kalau di Indonesia. Kita memang harus mengakui bahwa kondisi buruh dan industri di Indonesia ini masih buruk, belum sebaik di Jerman.

Dari pemberitaan buruh ini ada satu cerita yang ingin saya bagikan. Waktu kuliah dulu, sekitar tahun 2011, saya pernah ikut demo buruh dalam rangka observasi untuk tugas kuliah. Pengalaman saya mengobservasi demo buruh benar-benar menarik, deh dan saya jadi tahu kondisi buruh dan gerakan buruh itu sendiri.
Saya mulai perjalanan dengan teman-teman dan dosen. Kami mengobservasi demo buruh dari salah satu organisasi buruh yang cukup terkenal, yang pasti sering kalian lihat di berita. Bajunya merah-merah dan kita sebut saja organisasi buruh Kecapi ya. Jadi ternyata markas organisasi buruh Kecapi itu hanya sebuah rumah kontrakan yang mereka sewa. Markas ini Cuma salah satu tempat untuk persiapan demo di tanggal 1 May esoknya karena cabang organisasi mereka banyak dan tersebar di seluruh wilayah. Anggota organisasi ini cukup banyak loh, kayaknya hampir mayoritas buruh di Indonesia. Saya gabung ke cabang organisasi Kecapi wilayah Cikupa, Tangerang. Teman-teman ada yang dipisah untuk melihat persiapan organisasi buruh di wilayah lain, tapi masih di Tangerang.


Singkat cerita, dari hasil pengamatan saya, ternyata buruh-buruh Indonesia sudah cukup canggih dan sangat peka terhadap isu hak asasi. Mereka bahkan ada yang tahu sejarah, gerakan-gerakan komunisme, apa yang dimaksud paham sosialisme, liberalisme, dll. Ya ampun, pokoknya tinggal kasih UTS aja mereka pasti lulus.
Tapi, kemudian saya berpikir, benarkah setiap kepekaan mereka  berasala dari dalam diri mereka sendiri? Apakah setiap tuntunan yang mereka suarakan benar-benar berdasarkan kepentingan mereka sendiri? Apakah gerakan kaum buruh di Indonesia benar-benar murni dan bebas dari pengaruh kepentingan lain?
Tuh, kan, pasti kamu juga ada yang berpikir seperti ini juga. Kalau dilihat dari pemberitaan, ternyata gerakan kaum buruh di Indonesia tidak selalu mencerminkan aspirasi kaum buruh secara keseluruhan. Kalau kita lihat memang banyak sekali kaum buruh yang ikut dalam setiap aksi demo. Tapi ada juga buruh yang tetap ingin bekerja dan tidak ingin ikut aksi, namun banyak teman-teman mereka yang sweeping dan mengancam buruh tersebut jika tidak ikut berdemo. Kalau menurut saya, ini sudah pemaksaan banget. Kenapa harus memaksa seseorang untuk kompak. Toh, buruh yang tetap ingin kerja saat aksi tersebut mungkin butuh uang dan ia takut jika dikeluarkan.

Kita juga tidak boleh menyangkal pengaruh LSM asing dalam gerakan buruh di Indonesia. Kalau kamu tidak ingin berpura-pura naif coba deh baca artikel atau opini mengenai gerakan buruh. Banyak pakar dan pengamat yang membenarkan bahwa gerakan buruh tersebut tidak terlepas dari strategi campur tangan asing. Bahkan dalam mata kuliah politik perburuhan pun, dosen saya juga mengatakan bahwa gerakan kaum buruh bisa menjadi alat dari suatu negara untuk menurunkan daya saing investasi negara lain sehingga para investor beralih ke negaranya. Ini benar-benar strategi yang logis dan politis. Dan memang benar saja, dari observasi saya kepada gerakan buruh Kecapi memang ada sentuhan-sentuhan isu-isu asing yang ditanamkan kepada para buruh tersebut. Mereka bisa memahami konsep-konsep tersebut karena pengaruh asing tersebut. Tapi mereka pasti gak banyak yang tahu bahwa bisa saja gerakan buruh yang mereka perjuangkan adalah alat untuk memperburuk keadaan ekonomi di Indonesia.

Mungkin dari yang teman-teman baca, opini saya ini cenderung tidak peduli terhadap kondisi buruh saat ini. Jangan salah sangka, saya benar-benar tahu dan bahkan melihat sendiri kondisi buruh di Indonesia. Memang dari segi pendapatan yang mereka dapat belum cukup apalagi dengan adanya sistem outsourcing saat ini membuat buruh menjadi kehilangan kesempatan untuk mendapatkan jaminan sosial dan kepastian kerja.
Nah, kalau menurut saya, hal yang harus dibenarkan adalah dari sistem pengawasan pemerintah di Depnaker sendiri. Pemerintah harus aware akan setiap aksi buruh karena perekonomian Indonesia ditunjang investasi dan investas ditunjang dari stabilitas politik suatu negara.

Yang terjadi saat ini, pemerintah terus menggenjot investasi tapi gak mau kasih perhatian lebih ke perbaikan kehidupan kaum buruh. Pemerintah membangun jalan, kawasan pabrik, dan sarana infrastruktur penunjang investasi di Indonesia tapi sangat jarang membangun kesejahteraann kaum buruh sendiri.  Ini kan bener-bener gak sinkron.

Mungkin momentum demo buruh di bunderan HI pagi ini bisa membuat pemerintah sadar untuk membangun prasarana penunjang investasi dari segi buruh nya. Selain membangun infrastruktur pemerintah juga harus menyediakan sistem jaminan sosial yang menyeluruh bagi seluruh warga Indonesia, gak Cuma yang kerja formal, tapi yang informal juga bisa di cover, seperti yang sudah dilakukan di banyak negara di Eropa. Ada  bagusnya juga disamping bangun pabrik pemerintah juga membangun rumah susun untuk buruh.
Kalau menurut saya investasi pemerintah di perbaikan kaum buruh pasti bisa lebih menggenjot investasi ketimbang datang ke luar negeri langsung untuk mengundang investor. Kalau kondisi nya udah baik, investor juga akan tertarik untuk datang sendiri kan.

Yang gak kalah penting juga pengawasan biro-biro outsourcing tuh. Beeuh... bener-bener ya yang namanya biru outsourcing jujur jaman sekarang jarang banget. Saya dan teman-teman yang sedang cari kerja aja sering kecele sama perusahaan yang nawarin kerja gak taunya dia perusahaan outsourcing. Dan gara-gara ada outsourcing gini jadi bikin peluang kerja semakin sedikit. Otomatis perusahaan gak jadi harus pasang lowongan kerja, karena biro outsource sendiri yang akan urus.

Pemerintah harus mengawasi lagi perusahaan outsourcing di Indonesia karena banyak yang gak sesuai peraturan. Kalau perlu buat hotline pengaduan seputar outsourcing. Memang yang namanya outsourcing ini bikin tenaga kerja, terutama buruh, jadi berkurang pendapatan dan hak-hak fasilitasnya. Memang sulit untuk menghapuskan sistem outsourcing karena sudah jadi tren di dunia. Yang sebaiknya dilakukan adalah pentertiban perusahaan outsourcing tersebut.

Saya sebagai mahasiswa juga termasuk buruh juga nantinya. Semua orang baik yang kerja di sektor formal, pabrik, atau pemerintah juga termasuk buruh. Kita semua sama dan ingin satu hal yang juga sama, yaitu keadilan. Demo buruh bukan hal yang salah dan sah-sah saja dilakukan hanya saja kita juga tidak boleh naif terhadap isu-isu dan jangan lupa memperhatikan kondisi ekonomi untuk jangka ke depannya.

photo credit:
merdeka.com
beritadaerah.com
indianmarket.com
arthreat.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar