Hari ini Rabu dan hwahhh..lega sekali rasanya habis ngerjain soal bahasa inggris UAS. Tadi malem saya gak terlalu konsen belajar tapi ternyata saya bia menjalani UAS bahasa inggris kali ini. Kuncinya satu: Pasrah.
Hmmm...tapi UAD blum berakhir, masih ada beberapa mata kuliah lagi yang belum diujikan. Termasuk SSI dan SHI. Tewewewe...
Mata kuliah uan saua benci.
Ahhh..forget all the mess!. Sekarang saya ingin santi sejenak. Melupakan segala gundah. Hari ini kondisi badan saya lagi gak begitu baik. Kayaknya gara-gara semaleman terpapar kipas angin sekarang kepala rasanya berat dan hidung agak tersumbat. Huwehh...klo ibu tau bisa dimarahin nich!.
Beberapahrai yang lalu saya ikut seminar tentang pelatihan manajemen stress. Wah, acaranya berguna banget tuh buat saya. Dari situ saya jadi tahu cara-cara menenangkan diri. Hmmm...jadi kata narasumber di seminar itu stress itu sesuatu yang membuat keseimbangan diri kita. Terus reaksi orang terhadap sterss itu beda-beda ada yang jadi sedih, marah, atau bahkan jadi setrikaan. Oh, bukan maksudnya jadi mondar-mandri kayak setrikaan.
Seingat saya ada tiga reaksi stress, yaitu:
1. Kognitif: reaksi stress pada perasaan. Orang yang masuk golongan ini kalau stress jadi gampang nangis daripada biasnya, sedih, murung, dan tidak bahagia. Selain itu dia jadi susah konsentrasi, dll. Wuweh...kasian banget ya. Sn au konow what saya termasuk golongan ini loh^^.
2. Fisik: Orang yang kalo stress jadi suka mondar-mandri kayak setrikaan, mengetuk-ngetukkan jari, dan tidak bisa diam.( ada gitu yang kayak gini, tapi waktu seminar ada sih).
3. Emosi: Ini yang rada bahaya. Orang tipe ini kalo stress bisa berubah jadi Hulk. Widiihh...jangan disangka keren loh. Orang ini kalo stress bisa marah-marah. Emosian, banting-banting kaca, nyobek-nyobek kertas, wah mulai lebay nih.
So, katanya apaupn jenis stress kita ada dua kiat untuk mengatasinya, yaitu:
1. Mengatasi sumber masalahnya. Misalnya kita dapet tugas yang banyaknya segunung. Gunung Fuji lagi. Kita gak harus stress karena itu. Coba pecahkan sumber masalahnya. Cari cara alternatif untuk menyelesaikannya, misalnya dengan meminta bantuan orang lain atau meminta keringanan pada dosen.
2. Mengatasi perasaan kita pada sumber masalah. Misalnya kalo macet kita bisa stress berat (gue banget apalagi kalo udah naik Deborah). Nah, kita harus merubah pandangan kita akan macet itu. Cari sisi positifnya aja. Toh, dengan macet kita bisa melakukan hal yang lain, dzikir, gitu. Wehehhhee...^^
Terus si ibu-ibu narasumber itu. Karena emang ibu-ibu, loh ngasi latihan senam untuk menenangkan diri. Tekniknya ada macam-macam, cuma yang saya ingat:
1. Regangkan tangan, kaitkan dan taruh di depan dada. Sambil duduk kaki diluruskan. Lalu tarik nafas, hembuskan pelan-pelan sambil membawa segala permasalahan kita.
2. Sambil tarik nafas lidah ditekan ke langit-langit. Dan hembuskan lidah diturunkan ke belakang gigi bawah.
3.Tangan taruh dada dan diperut. Tarik nafas. Usahakan tangan yang di perut mengembang. Ini berarti nafas yang masuk ke perut maksimal. Pernafasan perut akan membuat rileks dan enteng. Bahkan ketika memegang es batu tidak terasa dingin.
4. Posisikan tubuh serileks mungkin. Bernafas seperti teknik 2, sambil membayangkan pergi ke tampat yang kita suka, misalnya puncak, laut, asal jangan ke kuburan aja. Bayangkan hijaunya pepohonan ada di depan matamu, suara ombak terasa sangat dekat. Nantinya kita akan merasa sangat rileks sampai tidak sadar. Seperti mau tidur. Nah, inilah kondisi rileks.
Harus seberapa sering kita melakukan itu?. Kata ibu itu sih sesering yang kita bisa. Karena setiap saat kita haru selalu rileks kan. Misalnya ketika sedang diruang ujian. Bernafaslah sambil menutup mata. Bayangkan kita sedang ada di puncak. Atau setiap pagi sebelum memulai hari agar kita dapat memulai hari dengan hati yang tenang.
Oke,oke keren gak tips yang satu ini. Semoga kita semua bisa bebas stress. Yeahh....misi saya adalah wujudkan Indonesia bebas stress 2009. (Gak kalah keren sama programnya capres kan^^).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar